http://img412.imageshack.us/img412/4403/image15jc7.gif http://img100.imageshack.us/img100/4658/image12du2.gif

BERKORBAN ITU INDAH


BERKORBAN ITU INDAH


Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga simana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak diantara daun-daun hijau yang bergoayng-goyang diterpa angina. “Apa khabar daun hijau,”!! katanya. Tersentak daun hijau menoleh kearah suara yang dating. “Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?” Tanya daun hijau. “Aku hamper tidak mendapatkan dedaunan utnuk makananku”. “Bisakah engkau membantuku sobat?” kata ulat kecil. “Tentu…tentu… mendekatlah kemari.”


Daun hijau berpikir, jika aku memberiakn sedikit dari tubuhku ini untuk dimakan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan berlobang-lobang. Tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterimakasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terimakasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas didalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang disana sini namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar. Tidak lama berselang ketika musim panas dating daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ketanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai “hati” bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesama berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memnag tidak mudah, tapi indah.

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memlihara kita.

Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh. Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik : kasih, pengorbana, pengertian, kesetiaan, kesabaran, dan kerengahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbana yang bisa dilakukan.

Cahaya hikmah, edisi 03/2006

0 komentar:

Post a Comment

thanks for visiting my website...
leave a comment please.. ^_^


BERKORBAN ITU INDAH


Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga simana-mana pepohonan tampak menjadi hijau. Seekor ulat menyeruak diantara daun-daun hijau yang bergoayng-goyang diterpa angina. “Apa khabar daun hijau,”!! katanya. Tersentak daun hijau menoleh kearah suara yang dating. “Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa?” Tanya daun hijau. “Aku hamper tidak mendapatkan dedaunan utnuk makananku”. “Bisakah engkau membantuku sobat?” kata ulat kecil. “Tentu…tentu… mendekatlah kemari.”


Daun hijau berpikir, jika aku memberiakn sedikit dari tubuhku ini untuk dimakan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan berlobang-lobang. Tapi tak apalah. Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau. Setelah makan dengan kenyang, ulat berterimakasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terimakasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas didalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang disana sini namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar. Tidak lama berselang ketika musim panas dating daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ketanah, disapu orang dan dibakar.

Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa. Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai “hati” bagi sesamanya. Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesama berteriak minta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memnag tidak mudah, tapi indah.

Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah akan tetap memberkati dan memlihara kita.

Bagi “daun hijau”, berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh. Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik : kasih, pengorbana, pengertian, kesetiaan, kesabaran, dan kerengahan hati.

Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban. Mendahulukan kepentingan sesama, melakukan sesuatu bagi mereka, memberikan apa yang kita punyai dan masih banyak lagi pengorbana yang bisa dilakukan.

Cahaya hikmah, edisi 03/2006

|

0 komentar

Post a Comment

thanks for visiting my website...
leave a comment please.. ^_^

[X]

comment here...


ShoutMix chat widget

chat room

About Me

My photo
Blitar, Jawa Timur, Indonesia
A HEART dies when it is not able to share its FEELINGS.., but a HEART Kills itself when another Heart doesnot Understand its Feelings...

Followers

Plurk