http://img412.imageshack.us/img412/4403/image15jc7.gif http://img100.imageshack.us/img100/4658/image12du2.gif

telaga hati

TELAGA HATI

Suatu ketika, hiduplah seorang tua bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda ayng sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan sumua masalahnya. Pak tua yang bijak mendengarkan dengan seksama.

Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkan garam itu kedalam gelas, lalu diaduk perlahan. “coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya,” ujar pak tua itu. “asin. Asin sekali,” jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Baliau lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal beliau. Sesampai di tepi telaga, pak tua menaburkan segenggam garam kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu. “coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah.” Saat pemuda itu selesai merengguk air itu, beliau bertanya, “bagaimana rasanya?” “segar,” sahut sang pemuda. “apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?” Tanya beliau lagi. “tidak,” jawab si anak muda. Dengan lembut pak tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. “anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air ayng aku rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakn dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bias kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima samuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.” Beliau melanjutkan nasehatnya. “hatimu adalah wadah itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”



cahaya hikmah, edisi05/2007

0 komentar:

Post a Comment

thanks for visiting my website...
leave a comment please.. ^_^

telaga hati

Posted by

TELAGA HATI

Suatu ketika, hiduplah seorang tua bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda ayng sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan sumua masalahnya. Pak tua yang bijak mendengarkan dengan seksama.

Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkan garam itu kedalam gelas, lalu diaduk perlahan. “coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya,” ujar pak tua itu. “asin. Asin sekali,” jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Baliau lalu mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal beliau. Sesampai di tepi telaga, pak tua menaburkan segenggam garam kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya air telaga itu. “coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah.” Saat pemuda itu selesai merengguk air itu, beliau bertanya, “bagaimana rasanya?” “segar,” sahut sang pemuda. “apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?” Tanya beliau lagi. “tidak,” jawab si anak muda. Dengan lembut pak tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. “anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air ayng aku rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakn dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bias kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima samuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.” Beliau melanjutkan nasehatnya. “hatimu adalah wadah itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”



cahaya hikmah, edisi05/2007

|

0 komentar

Post a Comment

thanks for visiting my website...
leave a comment please.. ^_^

[X]

comment here...


ShoutMix chat widget

chat room

About Me

My photo
Blitar, Jawa Timur, Indonesia
A HEART dies when it is not able to share its FEELINGS.., but a HEART Kills itself when another Heart doesnot Understand its Feelings...

Followers

Plurk